Selasa, 10 Januari 2012

KARYA ILMIA


KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan ke hadirat Allah SWT , yang telah  memberikan  rahmat dan karunia-Nya  kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas dari Mata Kuliah menulis membuat karya ilmiah tentang “Alur dalam Karya Fiksi”.
Sebelumnya kami dari penulis ingin mengucapkan  terima kasih  kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan karya tulis ini terutama kepada Bapak Drs. Jamilin Tinambunan, M.Ed selaku dosen pembimbing  yang telah mengarahkan dalam pembuatan karya tulis ini.
 Karya tulis ilmiah ini dibuat untuk memenuhi tugas individu menulis, demi kelancaran bersama  saya bersedia menerima  kritik dan saran  dari pembaca yang  budiman sebagai loncatan yang dapat memperbaiki karya  tulis saya  di masa yang akan datang. Semoga karya tulis  ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

                                                           Pekanbaru,  Desember 2011


                                                                           Penulis







DAFTAR  ISI

KATA PENGANTAR  ..............................................................................            i
DAFTAR ISI ...............................................................................................           ii
BAB I. PENDAHULUAN .........................................................................           1
1.1.   Latar Belakang..............................................................................           1
1.2.   Tujuan Penulisan  .........................................................................           1
1.3.   Ruang Lingkup .............................................................................           1
1.4.   Kerangka Teori .............................................................................           2
BAB II. PEMBAHASAN ...........................................................................           3
2.1.   Pengertian Alur  ...........................................................................           3
2.2.   Unsur  Unsur Alur ........................................................................           3
2.3.   Jenis – Jenis Alur ..........................................................................           5
2.4.   Evaluasi Alur ................................................................................           8
2.5.   Hasil..............................................................................................         10
BAB III. PENUTUP ...................................................................................         12
3.1.   Kesimpulan ...................................................................................         12
3.2.   Saran..............................................................................................         12 
DAFTAR PUSTAKA






BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar  Belakang
Alur merupakan jalan cerita dalam sebuah cerita fiksi dan drama. Alur  juga terdapat unsur – unsur alur dalam sebuah cerita serta alur juga terdapat jenis – jenis alur dan juga evaluasi alur  yang sudah menjadi satu  kesatuan dari jalannya cerita. Alur merupakan  rangkaian peristiwa yang dapat menyebabkan sebab akibat sehingga cerita lebih menarik.
Saat  ini sudah banyak jenis – jenis alur  yang dapat dipelajari yaitu alur maju, alur mundur and alur campuran serta masih banyak lagi alur  yang terdapat dalam karya fiksi.

1.2.Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang yang menjadi alasan  penulis membuat karya ilmiah ini dengan tujuan  untuk :
a.       Mengetahui alur dalam karya fiksi
b.      Mengetahui unsur – unsur alur
c.       Mengetahui jenis – jenis alur
d.      Dapat mengevaluasi alur

1.3. Ruang Lingkup
Dalam pembahasan karya ilmiah tentang alur dalam karya fiksi yaitu dapat melalui ruang lingkup sebagai berikut :
a.       Pengertian alur
b.      Unsur – unsur  yang terdapat dalam alur
c.       Jenis – jenis alur
d.      Evaluasi alur
Dalam hal ini diharapkan pembaca dapat lebih memahami alur yang terdapat dalam sebuah cerita.

1.4. Kajian Teori
Dalam membuat karya ilmiah ini, penulis menggunakan metode studi pustaka. Penulis mempelajari beberapa buku referensi yang sesuai dengan permasalahan yang penulis bahas dalam karya ilmiah ini.
Menurut Book and Warren, ( 1959 : 686 ) istilah lain yang sama maknanya dengan alur atau plot ini adalah trap atau dramatic conflict, keempat istilah ini bermakna struktur gerak atau  laku dalam suatu fiksi atau drama.














BAB II PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Alur atau Plot
Alur merupakan rangkaian peristiwa yang disajikan dalam sebuah cerita sangat berkaitan dengan alur atau plot sehingga kedua unsur  ini tidak dapat dipisahkan. Cerita dan plot sama-sama mendasarkan diri pada rangkaian peristiwa yang disajikan dalam sebuah karya, plot atau alur lebih kompleks dari pada cerita. Cerita sekedar menunjukkan urutan waktunya sedangkan plot lebih menekankan permasalahannya pada hubungan sebab akibat dan kelogisan hubungan antara peristiwa yang dikisahkan. Stanton melalui Nurgi Yantoro (2002:113) mengemukakan bahwa plot atau alur adalah cerita yang berisi urutan kejadian dan tiap kejadian itu hanya dihubungkan secara sebab akibat, peristiwa satu disebabkan atau menyebabkan terjadinya peristiwa yang lain.

2.2. Unsur – Unsur Alur
Tiap cerita biasanya dapat dibagi atas lima bagian yaitu :
1.      Situation (pengarang mulai melukiskan sesuatu keadaan atau situasi )
2.      Generating  circumstances (peristiwa yang bersangkut – paut  yang berkait-kaitan mulai bergerak atau peralihan dari suatu keadaan yang lain).
3.      Rising action (Keadaan yang mulai memuncak) konflik adalah suatu kejadian yang dramatik, mengacu pada pertarungan antara dua kekuatan  yang seimbang dam menyiratkan adanya aksi aksi balasan
4.      Climax ( keadaan mulai mencapai peristiwa klimaks adalah saat konflik telah  mencapai tingkat intensitas dan saat itu merupakan suatu yang tidak dapat dihindari kejadiannya. Klimaks sangat menentukan arah  pengembangan plot atau alur karena klimaks sangat menentukan arah pengembangan antara dua atau lebih  hal ( keadaan )yang dipertentangkan dan menentukan bagaimana permasalahan (konflik)  itu akan diselesaikan.
5.      Denouement (Pengarang memberikan pemecahan sosial dari semua peristiwa )
(Lubis, 1960: 16-17); Tarigan, 1981:90)
Turning Point

Pada dasarnya, alur kebanyakan mengikuti pola tradisional, dengan unsur – unsur sebagai berikut :
 

Rising Action
Ending
 
Complication  
Exposition
 





Penjelasan istilah yang terdapat dalam gambar diatas adalah sebagai berikut :
1.      Exposition          :  Pengenalan para tokoh, pembukaan hubungan, menata adegan, menciptakan suasana, penyajian sudut pandang.
2.      Complication      :  Peristiwa permulaan yang menimbulkan beberapa masalah, pertentangan, kesukaran atau perubahan
3.      Rising action      :  Mempertinggi / meningkatkan perhatian, kegembiraan, kehebohan atau keterlibatan pada saat bertambahnya kesukaran atau kendala
4.      Turning Point     :  Krisis atau klimaks, titik emosi dan  perhatian  yang paling besar  serta mendebarkan apabila kesukaran atau masalah dihadapi dan diselesaikan
5.      Ending               :  Penjelasan peristiwa-peristiwa, bagaimana caranya para tokoh itu dipengaruhi dan apa yang terjadi atas diri mereka masing-masing

2.3. Jenis- Jenis Alur
Mengenai jenis-jenis alur ini, N. Friedman pernah membuat klasifikasi yang agak terperinci, berikut ini akan diadakan pembicaraan seperlunya mengenai pengertian setiap jenis alur tersebut beserta contoh-contohnya.
a.   Alur Gerak
Dalam bahasa Inggris, alur gerak ini disebut the action plot. Satu-satunya pertanyaan yang diajukan oleh para pembaca pada saat pembaca suatu fiksi yang mengandung alur ini adalah ”Apa yang akan terjadi berikutnya? "
Alur disusun di sekitar suatu masalah dan pemecahannya: menggerebeg seorang bandit, menemukan seorang pembunuh, mendapatkan harta karun mencapai planet lain. Alur ini terutama sekali sering terjadi pada sastra populer, sastra massa.
Contoh: Treasure Island "Pulau Harta" karya Stevenson.
b.   Alur Pedih
Alur pedih ini disebut the pathetic plot dalam bahasa Inggris. Serangkaian musibah atau kemalangan menimpa seorang pelaku utama yang cantik atau ganteng tetapi lemah. Dia tidak pantas menderita kemalangan tersebut. Cerita ini berakhir dengan kesedihan, kepedihan, dan menimbulkan rasa kasihan dari para pembaca.
Alur seperti ini umum terdapat pada novel-novel naturalis abad ke – 19. Contoh: Tes of D’Urbervilles karya Hardy.

c.    Alur Tragis
Alur tragis ini dalam bahasa Inggris disebut the tragic plot. Pelaku utama yang (masih) ganteng, dalam beberapa hal bertanggung jawab terhadap kemalangan yang menimpa dirinya sendiri, tetapi dia tidak mengetahui hal ini sejak semula. Dia justru mengetahui hal itu beberapa lama kemudian, tetapi sudah terlambat. Oleh karena itu, para pembaca mengalami katarsis, perasaan terharu. Contoh: Oedipus Rex, King Lear, karya Shakespeare.
d.   Alur Penghukuman
Alur penghukuman atau the punitive plot ini, sang pelaku drama tidak dapat menarik rasa simpati para pembaca, walaupun dia sebenarnya mengagumkan dalam beberapa hal. Dalam beberapa kualitas acapkali dalam hal-hal yang jelek), cerita berakhir dengan kegagalan sang pelaku utama. Contoh: Tartuffe karya Moliere.
e.    Alur Sinis
Alur ini sebenarnya tidak dikemukakan oleh Firedman secara eksplisit tetapi secara logika dapat dimasukkan ke dalam kategori ini. Seorang tokoh utama, tokoh inti yang "jahat" memperoleh kejayaan pada akhir cerita yang justru sepantasnya harus mendapat hukuman.
      Contoh: Fantomas karya P Allain dan M. Souvestre.
f.    Alur Sentimental
Alur sentimental atau sentimental plot ini pada dasarnya, dalam konklusinya merupakan kebalikan dari alur melodramatis. Pelaku utama, yang ganteng, yang cantik dan seringkali lemah, mengalami serangkaian kemalangan, tetapi justru memperoleh kemenangan atau kejayaan di akhir cerita. Contoh: Anak Perawan di Sarang Penyamun, karya S.T Alisyahbana.
g.   Alur Kekaguman
Alur kekaguman atau the admiration plot adalah kebalikan dari alur tragis. Pelaku utama, kuat, gagah, dan bertanggung jawab atas tindakan-tindakannya, mengalami serangkaian bahaya tetapi dapat melawan serta mengalahkannya pada akhir cerita. Responsi para pembaca merupakan gabungan rasa hormat dan rasa kagum atas pelaku utama
h.   Alur Kedewasaan
Dalam alur kedewasaan atau the maturing plot ini pelaku utama yang memang ganteng dan menarik, justru tidak berpengalaman dan bersifat kekanak-kanakan.
Peristiwa-peristiwa yang terdapat dalam cerita itulah yang memungkinkan pelaku utama menjadi matang, menjadi dewasa.
Contoh: Portrait of  The Arbist as a Young Man ("Potret Seorang Seniman sebagai Seorang Orang Muda) karya Joyce.
i.     Alur Perbaikan
Seperti yang terdahulu, pelaku utama mengalami perubahan-perubahan ke arah yang lebih baik. Akan tetapi, dalam alur ini, alur perbaikan atau the reform plot, pelaku utama sendiri yang bertanggung jawab penuh atas kemalangan-kemalangan yang mengganggu atau yang menyela kariernya. Jadi, selama bagian cerita tertentu itu, para pembaca mengingkarinya sebagai suatu keharusan.
Contoh: The Scarlet Letter ("Surat Merah Tua") karya Hawthorne.
j.     Alur Pengujian
Dalam alur pengujian atau the testing plot ini, semua inisiatif pelaku utama gagal satu demi satu. Dalam lingkaran kegagalan-kegagalan tersebut, pelaku utama ini sendiri meninggalkan serta mengingkari cita-citanya sendiri. Contoh: "Uncle Vania, The Sea Gull ("paman Vania, Camar Laut") karya Anton Chekhov.
k.   Alur Pendidikan
Dalam alur pendidikan atau the education plot ini, terjadi perbaikan atau peningkatan pandangan pelaku utama yang ganteng serta cakap itu. Alur ini agak mirip-mirip dengan alur kedewasaan, tetapi dalam hal ini perubahan batiniah tidak mempengaruhi perilaku aktual tokoh.
Contoh: War and Peace ("Perang dan Damai") karya Tolstoy. Huckleberry Finn karya M. Twain.
l.     Alur Pembukaan Rahasia
Pada mulanya, pelaku utama tidak mengetahui kondisinya sendiri. Lama-kelamaan dalam proses jalannya cerita, tokoh dapat menyingkapkan, membukakan rahasia pribadinya sendiri. Inilah kira-kira inti pokok permasalahan yang terdapat pada alur pembukaan rahasia atau the revelation plot. Contoh: Jalan Tak Ada Ujung karya Mochtar Lubis.
m. Alur Perasaan Sayang
Dalam alur perasaan sayang atau the  effective  plot ini baik sikap-sikap maupun keyakinan-keyakinan pelaku utama berubah, tetapi falsafah (hidup)-nya tidak berubah.
Contoh: Pride and Prejudice ("Kebanggaan dan prasangka") karya Austen.
n.   Alur Kekecewaan
Alur kekecewaan atau the disillusionment plot adalah kebalikan dari alur pendidikan. Tokoh kehilangan idamannya yang indah, dan jatuh ke dalam jurang keputusasaan.
Pada akhir cerita, para pembaca hanya sebentar saja bersimpati kepadanya, dan selanjutnya dilipuri kekecewaan. (Ducrot and Todorov, l98l :298-9).

2.4. Evaluasi Alur
Setelah memahami makna, unsur, jenis, serta struktur alur suatu cerita, kita pun siap mempertimbangkan seberapa rapi semua hal itu ditata. Evaluasi kita hendaklah mempertimbangkan beberapa faktor, antara lain:
a.       Pembayangan
b.      Kepercayaan pada kesempatan
c.       Keterpercayaan pada kesatuan
d.      Kemasukakalan akhir cerita.
Makna kata pembayangan atau foreshadowing akan menjadi lebih ielas bila kita merenungkan bagaimana cara bayangan muncul di muka khalayak untuk memberi tanda atau menandai pendekatan yang dipergunakan. Dalam sastra, pembayangan merupakan suatu sarana untuk menyiagakan para pembaca akan hal yang akan muncul berikutnya. Pembayangan itu dapat berupa ucapan yang aneh, suatu ramalan, atau nada tertentu. Yang penting di sini ialah kesesuaian pembayangan dengan maksud dan tujuan penulisnya.
Faktor lain yang harus dipertimbangkan dalam menilai alur suatu karya sastra adalah keluasan kesempatan, tempat para pengarang mendalangi kehidupan para tokoh. Kesempatan dapat saja berbentuk kejadian-kejadian yang luar biasa dan tidak dapat diramalkan (kematian, tabrakan mobil, dan lain-lain) ataupun kejadian-kejadian yang kebetulan saja pertemuan-pertemuan yang tidak disangka-sangka, penemuan hubungan-hubungan gelap, dan lain-lain). Sementara kita menyadari bahwa kesempatan memainkan peranan dalam kehidupan kita semua, dan sesuatu dapat saja terjadi sewaktu-waktu pada kita, maka kita pun mengharapkan suatu dunia  sastra yang lebih probable, yang mempunyai kemungkinan yang lebih banyak daripada dunia nyata. Kalau fakta lebih aneh dari pada fiksi, seperti sering terjadi, fiksi haruslah lebih normal daripada fakta. Satu  hal yang harus kita sadari ialah bahwa dalam sastra, kesempatan tentu saja dapat memainkan peranan penting apabila pengarang bermaksud memperlihatkan bahwa kesempatan merupakan pengaruh yang mengawasi dalam kehidupan orang, terlebih-lebih tokoh-tokohnya.
Faktor ketiga yang harus dipertimbangkan dalam mengevaluasi sesuatu alur adalah kesatuan; apakah semua episode dalam sesuatu alur memang perlu serta menunjang perkembangannya atau tidak. Dalam sastra dan film-film ringan, ada suatu kecenderungan untuk membumbuinya dengan adegan-adegan seks yang merangsang. Kita sebagai penikmat haruslah mempermasalahkan apakah hal itu perlu atau tidak. Apakah hal itu ada kaitannya dengan keutuhan kesatuan ataukah hanya bermotifkan keuntungan yang diharapkan? Pada umumnya, suatu karya sastra tidak usah memuat hal-hal yang tidak menunjang kesatuan, walaupun mengandung beberapa efek komik. Karya sastra haruslah merupakan suatu kesatuan yang terpadu sesuai dengan tema masing-masing. Pendek kata, kesatuan jangan dikorbankan, karena masuknya hal-hal sampingan.
Faktor keempat yang harus dipertimbangkan dalam mengevaluasi alur sesuatu cerita adalah kemasukakalan akhir cerita. Akhir cerita haruslah logis dan memuaskan para pembaca. Semua cerita tidak harus berakhir dengan menyenangkan, seperti anggapan beberapa orang. Karena ingin menyenangkan para pembaca pengarang gadungan mengakhiri ceritanya dengan happy ending, sekalipun alasannya tidak masuk akal. Perjuangan  tidak selamanya berhasil; perkawinan tidak selamanya rukun dan menyenangkan. Akhir sesuatu alur haruslah wajar dan masuk akal, tidak perlu dilebih-lebihkan.

2.5.Hasil
Berdasarkan penjelasan diatas maka hasil yang kita peroleh dari penjelasan adalah alur merupakan cerita yang berisi urutan kejadian dan tiap kejadian itu hanya dihubungkan secara sebab akibat, peristiwa yang satu disebabkan  atau dapat menyebabkan terjadinya peristiwa yang lain. Ada juga unsur – unsur yang  membangun dalam alur  yaitu situation, generating, rising action, climax, denovement. Kita juga dapat mengetahui jenis-jenis alur yaitu alur  peruntungan ( alur gerak, alur pedih,  alur tragis), alur penghukuman, alur sinis, alur sentimental, alur kekaguman), alur penokohan (alur kedewasaan, alur perbaikan, alur pengujian ) alur pemikiran, ( alur pendidikan, alur pembukaan rahasia, alur perasaan sayang, alur kekecewaan),  Dan dalam mempelajari alur ada evaluasi alur  yang mempertimbangkan beberapa  faktor antara lain yaitu pembayangan, kepercayaan pada kesempatan, keterpercayaan pada kesatuan, kemasukakalan akhir cerita.




















BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Alur merupakan rangkaian peristiwa yang disajikan dalam sebuah karya atau jalannya cerita yang berisi urutan kejadian  dan tiap kejadian itu dihubungkan dengan sebab akibat. Dalam alur juga terdapat unsur – unsur alur, jenis – jenis alur serta evaluasi alur. Setiap fiksi haruslah bergerak dari suatu permulaan  melalui suatu pertengkaran menuju suatu akhir atau dengan istilah lain dari suatu eksposisi melalui komplikasi menuju resolusi.

3.2. Saran
Saran dari penulis yaitu kita sebagai generasi penerus bangsa sebaiknya dapat memberi contoh yang baik serta perbanyaklah membaca buku yang bermanfaat agar wawasan kita menjadi luas sehingga kita mendapatkan ilmu yang bermanfaat dan dapat di amalkan dalam kehidupan bermasyarakat  agar bangsa  ini kaya dengan ilmu pengetahuan.










DAFTAR PUSTAKA

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar